1.Menurut Louis de Broglie bahwa elektron mempunyai sifat gelombang
sekaligus juga partikel. Jelaskan keterkaitannya dengan teori mekanika kuantum
dan Teori Orbital Molekul ?
Teori Atom Mekanika Kuantum didasarkan pada dualisme sifat elektron yaitu
sebagai gelombang dan sebagai partikel.
Menurut de Broglie, cahaya dapat berperilaku sebagai materi dan
berperilaku sebagai gelombang (dikenal dengan istilah dualisme gelombang
partikel Menurut Heisenberg, tidak mungkin menentukan kecepatan dan posisi
elektron secara bersamaan, tetapi yang dapat ditentukan hanyalah kebolehjadian
menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti.
Erwin Schrodinger mengajukan teori yang disebut teori atom mekanika
kuantum ”Kedudukan elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti yang
dapat ditentukan adalah kemungkinan menemukna elektron sebagai fungsi jarak
dari inti atom”.
Daerah dangan kemungkinan terbesar ditemukan elektron disebut orbital.
Orbital digambarkan berupa awan, yang tebal tipisnya menyatakan besar kecilnya
kemungkinan ditemukan elektron di daerah tersebut. Kemudian Werner Heisenberg
mengemukakan bahwa metode eksperimen yang digunakan untuk menemukan posisi atau
momentum suatu partikel seperti elektron dapat menyebabkan perubahan, baik pada
posisi, momentum atau keduanya.
Teori Schrodinger dan prinsip ketidakpastian Heisenberg melahirkan model
atom mekanika kuantum sebagai berikut:
·
Posisi elektron dalam atom tidak dapat
ditentukan dengan pasti.
·
Atom mempunyai kulit elektron.
·
Setiap kulit elektron memiliki subkulit
elektron.
·
Setiap subkulit elektron memiliki sub-sub kulit
elektron.
Namun Hipotesis de Broglie terbukti benar dengan ditemukannya sifat
gelombang dari elektron. Elektron mempunyai sifat difraksi seperti halnya
sinar–X. Sebagai akibat dari dualisme sifat elektron sebagai materi dan sebagai
gelombang, maka lintasan elektron yang dikemukakan Bohr tidak dapat dibenarkan.
Gelombang tidak bergerak menurut suatu garis, melainkan menyebar pada
suatu daerah tertentu.
“Partikel yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang mendukung
teori ini adalah petir dan kilat. Pernahkan Anda mendengar bunyi petir dan
melihat kilat ketika hujan turun? Manakah yang lebih dulu terjadi, kilat atau
petir?”
Kilat akan lebih dulu terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat
gelombang berbentuk cahaya, sedangkan petir menunjukan sifat pertikel berbentuk
suara. Hipotesis de Broglie dibuktikan oleh C. Davidson an LH Giermer (Amerika
Serikat) dan GP Thomas (Inggris).
Prinsip dualitas inilah menjadi titik pangkal berkembangnya mekanika
kuantum oleh Erwin Schrodinger.
2.Bila absorpsi sinar UV oleh ikatan rangkap
menghasilkan promosi elektron ke orbital yang berenergi lebih tinggi. Transisi elektron manakah
memerlukan energi terkecil bila sikloheksena berpindah ke tingkat tereksitasi ?
Sistem (gugus atom) yang menyebabkan terjadinya absorbsi cahaya disebut
kromofor,
kromofor yang menyebabkan terjadinya transisi σàσ* , ialah sistem yang mempunyai elektron pada orbital molekul σ , seperti ikatan C-C dan C-H. Kromofor yang menyebabkan terjadinya transisi nàσ*, ialah sistem yang memmpunyai elektron pada orbital molekul tak mengikat (n) dan σ, seperti ikatan C-O, C-S, C-N dan C-Cl. Kromofor yang menyebabkan terjadinya transisi πàπ*, ialah system yang mempunyai electron pada orbital molekul π, seperti ikatan C=C.Energi transisi spectrum UV berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Penyerapan dari spectrum UV akan bergeser ke panjang gelombang yang lebih panjang jika energy transisi yang diperlukan untuk transisi electron makin rendah. Bila suatu molekul mempunyai system konyugasi maka energy yang diperlukan untuk transisi electron makin rendah, akibatnya penyerapan akan bergeser kepanjang gelombang yang lebih panjang (Clifford et al, 1982).
kromofor yang menyebabkan terjadinya transisi σàσ* , ialah sistem yang mempunyai elektron pada orbital molekul σ , seperti ikatan C-C dan C-H. Kromofor yang menyebabkan terjadinya transisi nàσ*, ialah sistem yang memmpunyai elektron pada orbital molekul tak mengikat (n) dan σ, seperti ikatan C-O, C-S, C-N dan C-Cl. Kromofor yang menyebabkan terjadinya transisi πàπ*, ialah system yang mempunyai electron pada orbital molekul π, seperti ikatan C=C.Energi transisi spectrum UV berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Penyerapan dari spectrum UV akan bergeser ke panjang gelombang yang lebih panjang jika energy transisi yang diperlukan untuk transisi electron makin rendah. Bila suatu molekul mempunyai system konyugasi maka energy yang diperlukan untuk transisi electron makin rendah, akibatnya penyerapan akan bergeser kepanjang gelombang yang lebih panjang (Clifford et al, 1982).
Keterangan
· σ : senyawa-senyawa yang memiliki ikatan tunggal
· π : senyawa-senyawa yang memiliki ikatan rangkap
· n menyatakan orbital non-ikatan: untuk senyawa-senyawa yang memiliki
elektron bebas.
· σ* dan π* merupakan orbital yang kosong (tanpa elektron), orbital ini
akan terisi elektron ketika telah atau bila terjadi eksitasi elektron atau
perpindahan elektron atau promosi elektron dari orbital ikatan.
Pada setiap jenis transisi elektronik yang terjadi, terdapat karakter dan
melibatkan energi yang berbeda.Suatu kromofor dengan pasangan elektron bebas (n) dapat
menjalani transisi dari orbital non-ikatan (n) ke orbital anti-ikatan, baik
pada obital sigma bintang (α*) maupun phi bintang(π*). Sedangkan, kromofor
dengan elektron ikatan rangap (menghuni orbital phi) akan menjalani transisi
dari orbital π ke orbital π*. Demikian seterusnya untuk jenis transisi yang
lain.
Jawaban anda sudah cukup jelas, dan dimengerti.
BalasHapusTerimakasih
jawaban yang disampaikan sudah baik, namun lebih baik bila diberikan gambarannya. terimakasih.
BalasHapusmenurut saya jawaban anda sudah cukup baik
BalasHapustetapi lebih bagus lagi jika ditambahkan gambar