B.
Jari-jari atom dan keelektronegatifan
Jari-jari
atom adalah jarak dari pusati inti ke elektron paling luar. Jari-jari atom
ditentukan dengan mengukur panjang ikatan (jarak antara inti) dalam senyawa. Jari-jari
atom berubah-ubah bergantung pada besarnya tarikan antara inti dan
elektron-nya. Makin besar tarikan, makin kecil jari-jari atomnya. Faktor-faktor
yang paling penting adalah jumlah proton dalam inti dan jumlah kulit yang mengandung
elektron. Bila
kita bergerak dari atas ke bawah dalam satu golongan dari susunan berkala, maka
jumlah kulit electron bertambah dan, karenanya, jari-jari atom bertambah juga. Inti
dengan jumlah proton yang lebih besar mempunyai tarikan yang lebih besar
terhadap electron-elektronnya, termasuk electron paling luar. Pada setiap
tahap, inti mempunyai tarikan untuk electron yang lebih besar dari jari-jari
atom berkurang.
Dalam
kimia organik, atom saling berkaitan satu dengan yang lain dalam kedekatan yang
dekat oleh ikatan kovalen. Konsep jari-jari atom akan berguna dalam
memperkirakan tarikan dan tolakan antara atom dan dalam membahas kekuatan
ikatan kovalen.
Keelektronegatifan adalah ukuran kemampuan atom untuk menarik
electron luarnya, atau elektron valensi. Karena elektron luar dari atom yang
digunakan untuk ikatan, maka keelektronegatifan berguna dalam meramalkan dan
menerangkan kereaktifan kimia. Seperti jari-jari atom, keelektronegatifan
dipengaruhi oleh jumlah proton dalam inti dan jumlah kulit yang mengandung elektron.
Makin besar jumlah proton berarti makin besar muatan inti positif, dan dengan
demikian tarikan untuk electron ikatan bertambah. Karena keelektronegatifan
bertambah dari kiri kekanan untuk periode tertentu dari susunan berkala.
Tarikan
antara partikel yang berlawanan muatan bertambah dengan berkurangnya jari-jari
antara partikel.
Skala puling adalah skala numerik dari
keelektronegatifan . skala ini diturunkan dari perhitungan energy-ikatan untuk
berbagai unsure yang terikat oleh ikatan kovalen. Dalam skala pauling flour,
unsure yang paling elektronegatif, mempunyai nilai keelektronegatifan 4.
Litium, keelektronegatifannya rendah, mempunyai nilai 1. Suatu unsure dengan
keelektronegatifan yang sangat rendah (seperti litium) kadang-kadang disebut
unsure elektropositif. Karbon mempunyai nilai keelektronegatifan menengah 2,5.
(Keelektronegatifan dari beberapa unsur (skala Pauling))
C.
Panjang ikatan dan sudut ikatan
Jarak
yang memisahkan inti dari dua atom yang terikat kovalen disebut panjang ikatan.
Panjang ikatan kovalen yang dapat ditentukan secara eksperimental, mempunyai
selang harga dari 0,74 Ǻ sampai 2 Ǻ.
Bila
ada lebih dari dua atom dalam molekul, ikatan membentuk sudut, yang disebut
sudut ikatan. Sudut ikatan bervarisi dari kira-kira 600 sampai 1800.
Kebanyakan
struktur organik mengandung lebih dari tiga atom, dan lebih bersifat
berdimensi-tiga dari pada berdimensi-dua. Rumus struktur terdahulu untuk
amoniak (NH3) menggambarkan satu teknik untuk menyatakan suatu
struktur dimensi-tiga. Ikatan garis (-) menyatakan ikatan dalam bidang kertas.
Baji padat (−−)menyatakan ikatan yang keluar dari kertas menuju pengamat; H
pada ujung yang lebar dari baji padat ada di muka kertas. Baji yang patah-patah
(−−−) menyatakan ikatan yang menunjuk ke belakang kertas; H pada ujung yang
sempit dari baji yang patah-patah ada di belakang kertas.
D.
Energy disosiasi
Bila
atom saling terikat membentuk molekul, energy dilepaskan (biasanya sebagai
kalor atau cahaya). Jadi, untuk molekul agar terdisosiasi menjadi atom-atomnya
harus diberikan energy. Ada
dua cara agar ikatan dapat terdisosiasi. Satu cara adalah karena pemaksapisahan
heterolitik (heterolytic cleavega) (yunani, hetero,”berbeda”),
dalam mana kedua elaktron ikatan dipertahankan pada satu atom, hasil pembelahan
heterolitik adalah sepasang ion.
Suatu panah lengkung digunakan dalam persamaan-persamaan ini untuk menunjukkan arah ke mana pasangan elektron bergerak selama pemutusan ikatan. Pemaksapisahan hetereolitik dari HCl atau H2O2 elektron ikatan dipindahkan ke Cl atau O yang lebih elektronegatif
Proses
lain yang meungkinkan suatu ikatan terdisosiasi adalah pemaksapisahan homolitik
(yunani, homo,”sama”). Dalam hal ini
setiap atom yang turut dalam ikatan kovalen menerima satu electron dari
pasangan yang saling berbagi yang asli. Yang dihasilkan adalah atom yyang
secara listrik netral atau gugus atom.
Perhatikan bahwa panah lengkung dalam persamaan-persamaan ini hanya mempunyai separo kepala panahnya. Jenis panah seperti ini, disebut kait ikan, dan digunakan untuk menunjukkan arah pergeseran dari satu elektron, sedangkan panah lengkung dengan kepala lengkap digunakan untuk menunjukkan arah pergeseran sepasang elektron.
Energy disosiasi memungkinkan ahli kimia untuk
menghitung kestabilan relative dari
senyawa dan meramalkan (sampai taraf tertentu) sebab-sebab reaksi kimia.
Misalnya:satu reaksi yang akan dibahas kemudian dalam teks ini adalah
khlorinasi metana, CH4:
CH4 + Cl2 --------> CH3Cl + HCl
Apakah reaksi ini eksoterm (melepaskan energi) atau endoterm (menyerap energi)? Reaksi dapat dipecah menjadi bagian-bagian komponennya dan dihitung dari energi disosiasi ikatan masing-masing, apakah energi akan dilepaskan atau diperlukan. Makin besar jumlah energi yang dilepaskan, makin menguntungkan bagi reaksi. (Perhatikan bahwa dalam persamaan ini, +ΔH menyatakan energi yang dimasukkan ke dalam reaksi, sedangkan - ΔH menyatakan energi yang dilepaskan)
Dari perhitungan reaksi ini harus eksoterm. Apabila reaksi ini dilaksanakn di laboratorium, didapatkan bahwa memang benar eksoterm.
E. Konsep asam dan basa dalam kimia organik
Menurut
konsep Bronsted Lowry mengenai asam dan basa, suatu asam adalah zat yang dapat
memberikan ion hydrogen yang bermuatan positif, atau proton (H+).
Basa didefenisikan sebagai zat yang dapat
menerima H+. Meskipun dibahas mengenai “donor proton” dan
“akseptor proton”, dalam kimia organic digunakan panah lengkung untuk
menyatakan aksi electron. Karena itu, dalam persamaan berikut, suatu panah lengkung
digambarkan dari electron dari basa ke proton yang menerimanya.
- Asam
dan basa kuat dan lemah
Ingat kembali dari kuliah kimia
dasar bahwa asam kuat adalah asam yang dasarnya mengalami ionisasi sempurna
dalam air. Asam kuat yang representative adalah HCl, HNO3, dan H2SO4.
Ionisasi dari asam-asam kuat ini adalah reaksi asam—basa yang khas. Asam (HCl,
misalnya) memberikan proton kepada basa (H2O). Kesetimbangan
terletak jauh ke kanan (ionisasi sempurna dari HCl) karena H2O
merupakan basa lebih kuat dari Cl- dan HCl merupakan asam lebih kuat
daripada H3O+. Asam lemah, sebaliknya hanya terionisasi sebagian dalam air.
Asam karbonat adalah asam anorganik yang lemah yang khas. Kesetimbangannya
letaknya jauh ke kiri karena H3O+ adalah asam yang lebih
kuatdan HCO3- adalah basa yang lebih kuat. Juga ingat kembali bahwa basa digolongkan sebagat kuat (seperti
OH-) atau lemah (NH3), bergntung pada afinitasnya
terhadap proton. Marilah kita tinjau sekarang beberapa senyawa organic yang
dapar berfungsi sebagai asam dan basa. Amina adalah golongan senyawa organic
yang secara structural sama dengan ammonia: suatu amina mengandung atom
nitrogen yang terikat secara kovalen dengan satu atau lebih atom karbon dan
mempunyai sepasang electron menyendiri. Amina seperti ammonia adalah basa lemah dan mengalami reaksi
reversible dengan air atau asam lemah lainnya. (Penggunaan asam kuat mendorong
reaksi sampai berkesudahan) Senyawa organic yang mengandung gugus karboksilat adalah asam
lemah. Senyawa-senyawa yang mengandung gugus karboksilat disebut asam
karboksilat. Asam asetat, CH3CO2H, adalah contohnya.
Salah satu alasan untuk keasaman asam karboksilat adalah kepolaran ikatan O-H. Dengan
adanya basa, H+ ditarik dari gugus karboksilat dan terbentuklah
anion karboksilat, karena asam karboksilathanya asam lemah, reaksi ini tak
berlangsung sampai sempurna kecuali bila digunkan basa yang lebih kuat dari
air.
Konsep adam dan basa
konjugat berguna untuk pembandingan keasaman dan kebasaan. Basa konjugat dari
asam adalah ion atau molekul yang dihasilkan setelah kehilangan H+ dari
asamnya. Misalnya, ion klorida adalah basa konjugat dari HCl. Asam konjuat dari
NH3 adalah NH4. Di lain pihak, bila asam lemah atau sangat lemah, basa
konjugatnya adalah sedang kuatnya atau kuat, bergantung pada afinitas basa
konjugat untuk H+. Jadi, bila kekuatan asam dari deret senyawa bertambah, kekuatan
basa dari basa konjugnya juga berkurang.
Meskipun banyak reaksi
asam-basa mencakup perpindahan proton dari asam ke basa, beberapa reaksi asam
basa tidak mencakup perpindahan proton. Dengan alasan ini, telah dikembangkan
konsep lewis yang lebih umum mengenai asam dan basa. Asam lewis adalah zat yang
dapat menerima sepasang electron. Setiap sepsis dengan atom yang kekurangan
electron dapat berfungsi sebagai asam lewis; misalnya H+ adalah asam
lewis. Kebanyakan asam lewis selain H+ yang dijumpai dalam buku ini
adalah garam logam anhidrat (misalnya ZnCL2, FeCl3, dan
AlBr3). Basa lewis adalah zat yang dapat
memberikan sepasang electron. Contoh dari basa lewis adalah NH3 dan
OH-, masing-masing mempunyai sepasang electron valensi yang
menyendiri yang dapat disumbangkan ke H+ atau semua asam lewis lain.
Suatu reaksi kimia
mempunyai tetapan keseimbangan K yang menggambarkan seberapa jauh reaksi
berlangsung sampai berkesudahan. Untuk ionisasi dari suatu asam dalam air,
tetapan ini disebut tetapan keasaman Ka. Semakin terionisasi suatu asam, semakin besar nilai Ka karena
nilai dalam pembilang makin besar. Asam yang lebih kuat mempunyai nilai Ka yang
lebih besar. Setiap asam dengan Ka > 10 dianggap sebagat asam kuat. Seperti dalam hal Ph yang merupakan logaritma negative dari
konsentrasi ion hydrogen, maka pKa merupakan logaritma negative dari Ka. Bila
Ka semakin besar (asam yang lebih kuat) pKa menjadi lebih kecil, makin kecil
nilai pKa makin kuat asamnya.
Reaksi reversible dari
basa lemah dengan air, seperti reaksi dari asam lemah dengan H2O
menghasilkan konsentrasi ion yang kecil, tetapi tetap pada kesetimbangan.
Tetapan kebasaan Kb adalah tetapan setimbang untuk reaksi ini. Seperti dalam
hal Ka, nilai [H2O] tercakup dalam Kb dalam ungkapan kesetimbangan. Dengan bertambahnya kekuatan basa, nilai Kb bertambah dan nilai
pKb berkurang. Semakin kecil nilai untuk pKb, semakin berat basanya.
Sumber:
Fessenden RJ and JS. Fessenden. Kimia Organik, Jld 1, 3ed. Terjemahan A.H Pudjatmaka. Erlangga. 2005
Materi yang anda berikan sangat menarik dan menurut saya lengkap hanya saja saran saya untuk pengetikannya dirapikan lagi agar lebih menarik. Trimakasih
BalasHapusIya benar sekali tulisan di blog ini masih berantakan, karna saya baru pertama memakai blog dan saya mengetiknya terlebih dahulu di ms.word, ketika disalin ternyata menjadi berantakan hiks.
Hapusmateri yang disampaikan sudah baik dan menurut saya sudah bagus.. dan yang perlu anda lengkapi adalah teori asam basa harus dilengkapi lagi dengan tiga tokoh yaitu arhenius, bronsted lowry, dan lewis. demikian saran dari saya.. terimakasih
BalasHapuswah iya, ini dikarenakan saya hanya mengambil dari satu sumber untuk materi ini. dan dari buku tersebut hanya dijelaskan seperti yang saya tulis. Kalo begitu untuk post selanjutnya harus lebih dari satu sumber, jika tidak sulit mencari bukunya hehe.
HapusMaterinya lengkap, dan banyak gambar yang dapat memperjelas dari masing-masing bahasan materi. Tetapi bisakah anda jelaskan pada bagian "Proses lain yang meungkinkan suatu ikatan terdisosiasi adalah pemaksapisahan homolitik . Dalam hal ini setiap atom yang turut dalam ikatan kovalen menerima satu electron dari pasangan yang saling berbagi yang asli" maksudnya bagaimana?
BalasHapus