Senyawa Rantai Terbuka
Dalam
senyawa rantai terbuka, gugus-gugus yang terikat pada ikatan sigma dapat
berotasi mengitari ikatan tersebut. Oleh karena itu atom-atom tersebut pada
molekul rantai terbuka kita dapat mengasumsikan berbagai macam posisi secara
relatip gugus yang satu terhadap yang lain. Misal senyawa sederhana etana,
dapat memiliki banyak isomer konformasi. Isomer konformasi adalah
senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul, rumus bangun, sifat kimia dan
sifat fisika yang sama tetapi berbeda posisi gugusnya secara ruang akibat
rotasi bebas melalui ikatan tunggal. Untuk menggambarkan konformasi dapat
digunakan dua tipe formula yaitu flying
wedge drawind dan proyeksi Newman.
Sebelumnya
digambar secara proyeksi Fischer lebih dahulu.
Rumus
molekul CH4 dan C2H6
Ket
Gambar; Garis mendatar berarti ikatan keluar bidang menuju si peninjau.
Sedangkan garis ke atas berarti ikatan keluar bidang menuju miring ke atas
menjauhi si peninjau dan garis ke bawa berarti keluar bidang miring ke bawah
menjauhi si peninjau.
Senyawa Rantai
Tertutup
Rantai siklik dalam kimia menunjukkan rumus
bangun senyawa atau gugus yang memiliki rantai karbon tertutup, baik berbentuk
lingkaran maupun cincin. Penggunaannya dikontraskan dengan rantai alifatik.
Senyawa rantai tertutup terbagi menjadi dua
jenis yaitu: Senyawa homosiklik, dan senyawa heterosiklik
Senyawa Homosiklik
Senyawa
hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan
lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi
menjadi senyawa alisiklik dan aromatik. senyawa alisiklik yaitu senyawa
karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup.
SENYAWA ALISIKLIK
Suatu senyawa alisiklik adalah
suatu senyawa organik berupa alifatik sekaligus siklik. Senyawa ini mengandung satu atau lebih cincin karbon,
baik jenuh maupun
tak jenuh, tetapi tidak memiliki karakter aromatik. Senyawa alisiklik dapat memiliki satu atau
lebih rantai cabang alifatik. Senyawa alisiklik paling sederhana adalah sikloalkana monosiklik: siklopropana, siklobutana, siklopentana, sikloheksana, sikloheptana, siklooktana, dan seterusnya. Alkana bisiklik termasuk bisikloundekana dan
dekalin.
Alkana polisiklik antara
lain kubana, basketana, dan housana. Senyawa spiro mempunyai
dua atau lebih cincin yang terkoneksi melalui hanya satu atom karbon. Moda
penutupan cincin dalam pembentukan banyak senyawa alisiklik dapat diprediksi
melalui aturan Baldwin.
Otto Wallach, seorang kimiawan Jerman, menerima Nobel Kimia tahun 1910 atas karyanya dengan senyawa
alisiklik
Sikloalkena monosiklik
adalah siklopropena,
siklobutena,
siklopentena,
sikloheksena,
sikloheptena,
siklooktena,
dan seterusnya. Alkena bisiklik antara lain norbornena dan
norbornadiena.
Dua contoh lebih lanjut dapat dilihat di bawah, kiri: metilensikloheksana dan
kanan: 1-metil
sikloheksena:
Gugus eksosiklik selalu digambarkan
di luar struktur cincin, contohnya ikatan rangkap dua eksosiklik pada molekul
terdahulu. Isotoluena adalah
senyawa dengan ikatan rangkap eksosiklik. Penempatan ikatan rangkap dalam
banyak senyawa alisiklik dapat diprediksi dengan hukum Bredt.
SENYAWA AROMATIK
Di dalam bidang kimia organik, struktur dari beberapa rangkaian atom berbentuk
cincin kadang-kadang memiliki stabilitas lebih besar dari yang diduga. Aromatisitas
adalah sebuah sifat kimia di mana sebuah cincin terkonjugasi yang ikatannya
terdiri dari ikatan tidak
jenuh, pasangan tunggal,
atau orbit kosong menunjukan stabilitas yang lebih kuat dibandingkan stabilitas
sebuah sistem yang hanya terdiri dari konjugasi. Aromatisitas juga bisa
dianggap sebagai manifestasi dari delokalisasi siklik dan resonansi.
Hal ini biasanya dianggap terjadi karena elektron-elektron bisa berputar di dalam bentuk
susunan lingkaran atom-atom, yang bergantian antara ikatan kovalen tunggal dan ganda.
Ikatan-ikatan ini bisa dipandang sebagai ikatan hibrida (campuran) antara
ikatan tunggal dan ikatan ganda, setiap ikatan-ikatan ini adalah sama (identis)
dengan ikatan yang lainnya. Model cincin aromatis yang umum dipakai, yaitu
sebuah cincin benzena (cyclohexatriena) adalah terbentuk dari cincin beranggota
enam karbon yang bergantian, pertama kali dikembangkan oleh Kekulé.
Model benzena ini terdiri dari dua bentuk resonansi, yang
menggambarkan ikatan covalen tunggal dan ganda yang bergantian posisi. Benzena
adalah sebuah molekul yang lebih stabil dibandingkan yang diduga tanpa
memperhitungkan delokalisasi muatan.
Senyawa Heterosiklik
Senyawa
heterosiklik adalah senyawa siklik yang pada cincinnya terdapat atom hetero
seperti: N,O, S, B, P dan beberapa metalloid seperti Al, Sn, As, Cu dan
lain-lain. Senyawa heterosiklik berdasarkan aromatisitas juga ada yang aromatic
dan non aromatic. Senyawa heterosiklik yang paling banyak adalah dengan nama
atom hetero N (golongan Aza), O (golongan okso) dan S (golongan tio).
Tatanama senyawa heterosiklik
Secara
umum senyawa heterosiklik mempunyai aturan dalam tatanama baik secara TRIVIAI,
maupun secara IUPAC. Secara umum maka penamaan heterosiklik diawali dengan aza
untuk heterosiklik N, Okso (Oxo) untuk heterosiklik O dan Tio (Tia) untuk
heterosiklik S. penamaan juga didasarkan pada jumlah cincin yaitu monosiklik
dan polisiklik.
Cincin Monosiklik
Tatanama
untuk senyawa monosiklik adalah dengan menyebutkan ukuran cincin, jenis dan
posisi heteroatom dengan memberi awalan dengan aturan atau pedoman berikut.
1.
Ukuran cincin
adalah merupakan pokok sesuai dengan ukuran cincin dengan ketentuan untuk
masing-masing ukuran cincin: 3,4,5,6,7,8,9, dan 10 adalah; ir, et, ol, in, ep,
oc, on, dan ec.
2.
Jenis hetero
atom ditandai dengan awalan: oksa (oxa) untuk O, tio (tia) untuk S dan aza
untuk N.
3.
Untuk lebih
dari satu hetero atom yang sama diberi awalan: di, tri, tetra dan seterusnya
seperti: dioksa, ditio, diaza dan seterusnya.
4.
Bila dalam
suatu monoheterosiklik terdapat dua heteroatom yang berbeda maka urutan
prioritas adalah: O > S > N, seperti: O – N (oksaza), S – N (tiaza) dan O
– S (oksatio).
5.
Penomoran
dimulai dari atom hetero dan perputaran ke arah posisi substituent dengan
jumlah nomor terkecil dan berlaku untuk 2 atau lebih atom hetero yang sama.
Bila terdapat dua atau lebih atom hetero yang
berbeda maka gunakan atura (4).
6.
Senyawa yang
diperoleh dari hasil hidrogenasi maka diberi awalan dihidro, tetrahidro dan
seterusnya sesuai jumlah atom hydrogen yang ditambahkan kemudian diikuti nama
induk yang terhidrogenasi.
Tatanama
untuk senyawa mono heterosiklik juga tergantung derajat ketidak jenuhan
sekaligus juga tergantung keberadaan N dalam heterosiklik tersebut yang
semuanya (termasuk aturan 1—6) disajikan dalam tabel
Contoh:
Cincin Polisiklik
Poliheterosiklik
adalah senyawa heterosiklik yang mengandung dua system cincin atau lebih. Dalam
tatanama dan penulisan struktur berpedoman pada aturan-aturan berikut ini.
1.
Sistem cincin
yang mengandung heteroatom dibuat sebagai induk senyawa dan cincin yang
bergabung dibuat sebagai awalan.
2.
Bila dua atau
lebih cincin mengandung heteroatom maka cincin yang mengandung N diprioritaskan
sebagai induk sebelum oksigen dan belerang tetapi dalam penomoran prioritasnya
tetap adalah Oksigen.
3.
Bila ada
kemungkinan dua atau induk cincin heterosiklik maka heterosiklik paling besar
adalah merupakan induk.
4.
Pada aturan 2
dan 3 ada kerancuan yaitu di sisi sebelah mana cincin bergabung. Untuk
mengatasi maka setiap sisi cincin induk diberi notasi huruf yang dimulai dari
sisi: 1 – 2 = a, 2 – 3 = b, 3 – 4 = c dan seterusnya.
5.
Beberapa
kesempatan lain untuk penggambaran orientasi cincin polisiklik adalah sebagai
berikut: Jumlah cincin terbanyak adalah arah horizontal. Bagian lain dari
cincin sebelah atas diletakkan disebelah kanan dan penomoran dimulai dari
puncak siklik yang sebelah kanan.
Pada
prakteknya untuk tatanama suatu senyawa heterosiklik sering dipadukan antara
tatanama secara trivial dan IUPAC. Selanjutnya akan dipelajari beberapa
golongan senyawa heterosiklik yang sering dijumpai secara alamiah, yang pada
umumnya adalah golongan heteroaromatik.
FURAN PIROLA DAN TIOFEN TERFUSI
Golongan
ini adalah poliheterosiklik yaitu cincin furan, pirola dan tiofen yang terfusi
dengan benzene sehingga tatanama pada umumnya diberi awalan benzo. Penomoran benzofuran, indola dan
tiofen dimulai dari heteroatom kemudian diputar ke atas (berlawanan putaran
jarum jam) dan cincin gabungan tidak diberi penomoran. Sedangkan untuk
karbazola dimulai seperti gambar diatas kemudian diputar ke atas dengan cincin
gabungan tidak diberi penomoran, sehingga heteroatomnya menjadi nomor 9. Berikut
ini adalah dua derivate benzofuran yang cukup penting.
Reaksi
substitusi elektrofilik berbeda orientasinya untuk benzofuran, benzopirola dan
benzotiofen dengan ketentuan sebagai berikut.:
1.
Untuk
benzofuran maka yang paling reaktif adalah C – 2
2.
Pda
benzotiofen reaktifitas C-2 dan C-3 sebanding, dengan C-3 sedikit lebih reaktif.
3.
Pada indola
yang paling reaktif adalah posisi C-3.
SENYAWA AZOLA
Senyawa
azola adalah monoheterosiklik aromatic anggota lima yang mempunyai dua atom
hetero yaitu sistim: N – N, N – O dan N – S.
Prioritas
penomoran heterosiklik adalah O > S > N. Senyawa imidazole mempunyai
stabilitas yang sangat tinggi karena akan membentuk ikatan hydrogen yang cukup
kuat. Keasaman dari azola adalah tergantung dari jenis dan posisi heteroatomnya
misalkan tiazola (1,3 N-S) pKa = 2,4, oksasola (1,3 = N-N) pKa = 0,8 dan
pirazola (1,2 N-N) pKa = 2,5. Sedangkan imidazole (1,3 N-N) mempunyai pKa = 7,0
Senyawa
azola kurang reaktif terhadap elektrofil dibandingkan dengan padannya yaitu
furan, pirola dan tiofen. Urutan reaktivitas dari senyawa azola adalah sebagai
berikut.
1,2
– azola: N – O (isoksasola) > N – S (tiazola) > N – N (pirazola)
1,3
– azola: N – N (imidazole) > N – S (tazola) > N – O (oksasola)
Senyawa
1,2 azola hanya aktif pada C-4, dan khusus untuk imidazole C-4 atau pada C-5
(bila terjadi tautomerisasi) dibandingkan dengan C-2.
SENYAWA PIRIDINA
Senyawa
piridina adalah monoheterosiklik anggota 6 dengan satu hetero atom N sehingga
dapat juga dinamai sebagai azabenzena. Turunan piridin monometilasi dinamakan
pikolina, dimetilasi lutidina serta yang trimetilasi dinamakan kolidina seperti
contoh berikut ini.
Beberapa
struktur lutidina dan pikolina yang mungkin adalah sebagai berikut.
1.
Lutidina
2,6 – dimetil piridina
2,5 – dimetil piridina
2,4 – dimetil piridina
2,3 – dimetil piridina
2.
Kolidina
2,4,6 – trimetil piridina
2-etil, 4 – metil piridina
3 – etil, 4 – metil piridina
Senyawa piridina tidak reaktif terhadap elektrofil
dan di laboratorium sering digunakan sebagai pelarut atau reagen pemakan asam (acid scavengers).
KUINOLIN DAN ISOKUINOLINA
Kedua
senyawa ini adalah piridina yang terfusi dengan cincin benzene dengan kerangka
struktur sebagai berikut.
Khusus
isokuinolin maka penomoran tidak dimulai dari hetero atom tetapi seperti posisi
penomoran kuinolin untuk mencegah kerancuan tatanama pada derivate keduanya.
Misalkan yang ada hanya 2 – metoksi kuinolin yang berarti 2 – metoksi
isokuinolin tidak mungkin ada.
Kuinolin
dan isokuinolin relative reaktif terhadap elektrofil dibandingkan dengan
piridina. Pada suasana asam kuat maka orientasi adalah pada C-5 dan C-8.
Sedangkan
nitrasi pada isokuinolin akan
menghasilkan 90% 5-nitrokuinolin dan hanya 10% 8-isokuinolin.
Kuinolin
dan isokuinolin dapat mengalami reaksi substitusi nuideofilil jenis Chichibabin dengan nukleofil NaHHZ’
n – Butillitium dan pereaksi Grignard (R-MgX). Pada kuinolina akan
terjadi pada C-2, sedangkan untuk isokuiniolina pada C-1.
SENYAWA DIAZINA
Senyawa
diazina adalah senyawa monoheteroaromatik anggota 6 dengan dua hetero atom N,
dan fusinya dengan monoheteroaromatik anggota 5 dengan dua hetero atom N
(secara total terdapat 4 atom N).
Diazina
monosiklik relative lebih reaktif terhadap elektrofilik dibandingkan denga
bisiklik. Derivate pirazina yang telah mengalami pengaktifan cincin melalui
tautomerisasi akan reaktif terhadap elektrofil.
Materi yang disampaikan sudah lengkap dan jelas, dan gambar yang ditampilkan juga sangat membantu dari masing-masing penjelasan. Terima kasih.
BalasHapusIzin bertanya bisakah anda memberikan contoh gambar di bagian senyawa diazina, terimakasih
BalasHapusApakah rantai terbuka akan memiliki kestabilan lebih baik daripada rantai tertutup?
BalasHapusTerimakasih